Selasa, 11 November 2008

puisi

…….Kepalsuan

NAMAKU KEPALSUAN

Pagi itu mentari malas sekali untuk hanya sekedar menggeliat Namun kau hadir , tersenyum, dan jadi mentari baruku menawarkan cinta Lalu kau berbisik di telingaku, maukah mengarungi samudera kasih berperahukan rindu berlayarkan keabadian berdayungkan cita menuju mata angin kebahagiaan, berdua saja Mau…mau…aku melonjak-lonjak girang Namun kau merajuk, kita tak bisa mengarungi samudera tanpa pelabuhan tempat perahu kita berangkat, buatlah satu saja, ujarmu Kubilang, tidak kah kau lihat pesisir pantai di tepian sana, kita bangun satu mulai sekarang Namun kau merajuk lagi, sembari mencumbuku, menggauliku, dan mengusik birahiku, aku tunggu disini sayang, kau buatlah sendiri, nyanyimu Ah…bibirmu itu, matamu itu, kecupanmu itu lenakan ku Dan ku pun tersihir seperti yang kumau Tunggulah satu masa berganti disini, kan kupersembahkan semesta untukmu Tok…tok…tok…gubrak…gubrak…gubrak…selesai juga, pelabuhan, perahu, layar, dan dayung itu untuk kita Sayang, ayo kita berlayar malam ini, teriakku Kulihat kau tak menyahut, hanya tertawa riang dan berlari menghampiriku Di sisiku kau terdiam sejenak, perahu itu terlalu kecil untuk kita, kau disini saja dulu menghitung mentari tenggelam, membilang belahan ombak, ku kan berlayar sendiri saja, manjamu Dan kau menghilang tanpa kembali, tanpa selamat tinggal, hanya berbisik, "O ya, namaku Kepalsuan, namamu siapa ?